Tagged: Arsitektur
- This topic has 0 replies, 1 voice, and was last updated 1 year, 1 month ago by
Haries.
- AuthorPosts
Haries
KeymasterApa yang menyebabkan Karya Arsitektur dikatakan berhasil baik?
Artikel Arsitektur – Apakah Anda pernah mencari tahu apa yang menjadikan sebuah karya Arsitektur memenangi sebuah penghargaan? Atau apakah yang membuat suatu karya Arsitektur mendapat penialain sebagai sebuah karya Arsitektur yang baik dan disukai masyarakat?
Pada artikel ini saya memang bukanlah seorang yang memiliki kapasitas memberi penilaian sebuah karya Arsitektur. Namun saya yakin bangunan yang dikategorikan karya Arsitektur yang baik jika memiliki nilai tinggi pada:
- Konsep perancangan,
- Relevansinya terhadap konteks,
- Pemahaman masalah yang jernih,
- Proses konstruksi yang baik,
- Punya kontribusi secara langsung kepada pengguna dan lingkungannya, dan
- Berkualitas secara bentuk desain.
Pada poin terakhir, penilaian masyarakat umum terkadang tergiring ataupun terkecoh pada tiga hal berikut:
- The Value of Big Name
- The Value of Photography
- The Value of Narration
Terkadang sebuah karya bisa menghipnotis penglihatan hanya dengan mengetahui nama sang arsitek perancangnya.
“Selalu ada superstar di antara para arsitek maupun desainer.”
Bukan berarti karya arsitektur sang superstar tersebut sebenarnya biasa saja dibanding bangunan lainnya. Juga bukan berarti karya arsitektur si superstar pasti lebih hebat daripada karya arsitektur ‘si bukan-superstar’.
“Ini adalah masalah Branding. Atau yang sedang trend di sosmed kita istilah ‘pencitraan’.”
Ternyata strategi pencitraan sungguh ampuh dalam menaikkan kualitas karya arsitektur, setidaknya dalam tahap apa yang dilihat.
Kita tentunya sudah familiar dengan adanya profesi fotografi arsitektur. Fakta yang ada sekarang ini, sulit bagi bangunan baru untuk tidak terlihat menarik dan ‘wah’ dengan adanya kemajuan di bidang fotografi arsitektur sekarang ini.
“Namun jangan sampai mengutamakan bentuk daripada fungsi bangunan itu sendiri.”
Baca juga >>>
Beberapa arsitek percaya pada kekuatan fotografi. Bahwa sebuah bangunan tampil menarik diliputan foto adalah seperti sudah menjadi sebuah keharusan yang sifatnya wajib.
Apa yang diutarakan Nabil Gholam yang mengatakan ia sering tidak rela jika karyanya harus difoto oleh media adalah menjadi sesuatu yang menarik ditengah kemajuan fotografi arsitektur. Ia takut citraan tersebut memberikan citra yang tidak selayaknya. Ia mengatakan lebih senang jika orang mau mengalami langsung tiap bangunannya, karena arsitektur adalah untuk dihuni dan dialami, bukan dipandang.
Arsitektur memang harus dialami. Namun apa yang harus kita lakukan jika kita kesulitan mengakses bangunan tersebut? Kita terpisahkan dengan jarak dan mungkin waktu. Disinilah diperlukan kekuatan Fotografi dan narasi Arsitektur untuk menikmati dan berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam dunia arsitektur.
“Kekuatan Pencitraan Arsitektur.”
Foto: google.com/adsense
- AuthorPosts