Dua Tahun, Harga Lahan Perkantoran di Jakarta Naik 200%
Bersama Kuala Lumpur, Beijing, Bangkok, dan Phnom Penh, Jakarta memimpin pertumbuhan harga lahan untuk perkantoran mewah di Asia dalam dua tahun terakhir ini.
Hal itu tertuang dalam laporan hasil riset lembaga riset properti internasional Knight Frank bertajuk Prime Asia Development Land Index yang baru saja dirilis.
Dalam dua tahun terakhir, lembaga riset properti internasional Knight Frank mesurvei 13 kota global dan melihat pertumbuhan harga lahan yang diperuntukkan bagi pengembangan proyek perkantoran mewah.
Hasil riset menunjukkan, harga lahan perkantoran mewah di Jakarta naik hampir 200%, atau lebih tepatnya 192,3% dalam 24 bulan terakhir.
“Berangkat dari stabilitas sektor politik dan kemanan, membuat permintaan perkantoran mewah dari investor asing semakin meningkat.
Hal ini mendorong kenaikan harga lahan yang fantastis di Jakarta,” kata Nicholas Holt, Head of Research Knight Frank Asia Pacific
Bahkan dalam transaksi terakhir, harga lahan di Jakarta hampir menyamai harga lahan perkantoran di kota-kota Asia lainnya yang memiliki pasar properti yang lebih mapan.
Dalam laporan itu disebutkan, transaksi terkini datang dari sebuah perusahaan global asal Hong Kong yang berencana mengembangkan proyek perkantoran senilai USD184 juta (Rp2 triliun) di bilangan Sudirman, Jakarta.
Kenaikan harga lahan perkantoran mewah di Jakarta tergolong cukup pesat dibandingkan dengan kota-kota global lainnya.
Dalam dua tahun belakangan, Kuala Lumpur tercatat mengalami kenaikan hanya berkisar 64,9%, Beijing naik 53,1%, Bangkok naik 52,6%, sedangkan Phnom Penh naik 35,3%.
Im Suryani
Penulis adalah reporter Rumah.com. Untuk berkomunikasi dengan penulis, Anda dapat mengirim email ke: imsuryani@rumah.com atau melalui Twitter: @ngingims
Penulis adalah reporter Rumah.com. Untuk berkomunikasi dengan penulis, Anda dapat mengirim email ke: imsuryani@rumah.com atau melalui Twitter: @ngingims