Kaum Milenial dan Fenomena Geliat Properti di Indonesia

Kaum Milenial

Ada apa dengan kaum milenial? Apakah masalah dan peluangnya? Adakah keterkaitan dengan isu properti? Bagaimana solusi yang ditawarkan?

Ternyata  kaum milenial mempengaruhi geliat properti bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di negara-negara belahan dunia lainnya.

Kaum milenial adalah istilah yang disematkan pada mereka yang lahir pada rentang 1980-2000.

Fenomena kaum milenial dalam kaitannya dengan pertumbuhan properti sempat menjadi bahasan di negara tetangga Indonesia, Australia.

Rendahnya kepemilikan rumah tinggal di usia muda menjadi bahasan Senat Australia.

Artikel ini tidak hanya membahas fenomena tersebut, melainkan juga menyajikan tips diakhir pembahasan.

Tips bagaimana agar terlepas dari permasalahan yang dihadapi kaum milenial tersebut.

BACA JUGA:

Struktur Vs Hukum

Kegagalan Struktur Vs Arsitek

Arsitek Hitung Struktur

Struktur Organisasi Proyek

Gaya Hidup Kaum Milenial

Gaya hidup mewah di kalangan ini dinilai menjadi salah satu pemicu rendahnya angka kepemilikan hunian di usia muda.

Banyak kaum milenial tak mampu menyisihkan uangnya untuk membeli rumah tinggal demi menjaga pilihan gaya hidup yang dijalaninya.

Seorang kolomnis untuk The Australian dan Herald Sun, Bernald Salt mengatakan:

“Saya lihat anak-anak muda memesan menu alpukat dan roti yang harganya sekitar US$22, bahkan lebih, hanya untuk sarapan. Saya juga bisa memesan itu, tapi saya sudah pada usia dan kondisi mapan.”

Salt pun mempertanyakan bagaimana kaum milenial ini mampu bergaya hidup demikian.

“Bukankah seharusnya mereka sarapan di rumah. Bukankah jumlah US$22 itu sebaiknya ditabung untuk membeli rumah?”

Namun lain lagi pendapat  James Colley, seorang komedian sukses dari generasi milenial yang dilansir BBC:

“Mereka memilih memanjakan diri dengan kesenangan untuk menutupi ketidakmampuannya.”

Lalu, bagaimana dengan anak-anak muda Indonesia?

Generasi Millenial dan Tren Properti dan Konstruksi 2018

Generasi Milenial atau kadang juga disebut dengan generasi Y.

Generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi.

Generasi milenial memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka lahir pada saat TV berwarna, handphone juga internet sudah diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.

Kecanggihan teknologi sangat berpengaruh. Semua serba ingin cepat, mudah, dekat, ‘gak ribet’ dan bisa online :

  • Perkantoran co-working space,
  • E-commerce,
  • Fintech (finansial technology),
  • Urus perizinan online
  • Transit Oriented Developmetn (TOD) di tahun 2018.

Pembangunan hunian yang berbasis TOD menyasar generasi milenial. Generasi ini sudah beradaptasi dengan commuter line, beda dengan gen X yang tidak mau menunggu lama. Pengembang dengan konsep TOD dengan dedekatnya ada sarana :

  • Stasiun KAI,
  • Commuter line,
  • MRT,
  • LRT.

Dipredikasi akan menjadi sasaran, dengan kata lain, ‘banjir’ peminatnya.

Menurut pengamat properti yang juga pendiri Panangian School of Property, Panangian Simanungkalit, orientasi pengembang tahun ini mengarah kepada pembangunan produk properti yang bisa dijangkau oleh pasar generasi milenial. Apalagi segmen ini berpotensi untuk terus tumbuh hingga sepuluh tahun mendatang.

Tips Agar Lekas Memiliki Rumah

Khusus untuk generasi milenial, penting berdisiplin diri untuk 7 langkah dasar ini.

Ada ungkapan yang pernah saya dengar:

“Berapa pun gaji akan cukup untuk hidup. Tapi, berapa pun besarnya gaji gak akan cukup untuk membiayai gaya hidup.”

Untuk kaum milenial di Indonesia yang ingin punya kemampuan menabung untuk memilik rumah, dan mandiri tanpa terus menerus ‘merongrong’ orang tua dari segi financial, ikuti tips berikut ini:

1. Makan dan hang out.

Kalau kamu punya kebiasaan nongkrong di kafe atau di mal, kurangi kebiasaan ini.

Rencanakan dengan bijak alokasi budget untuk makan & hang out.

2. Transportasi

Apakah pengeluaran kamu jadi lebih irit atau malah boros kalau kamu pergi-pulang dari rumah ke kantor dengan mobil pribadi.

Apalagi jika masih ada tanggungan cicilan perbulannya.

Saat ini banyak pilihan transportasi: busway, kereta api, berbagai transportasi online.

3. Fashion

Kalau alokasi dana untuk fashion sudah minim, pilih saja baju yang kualitasnya bagus tapi non-branded.

Pelajari kualitas baju yang baik ketimbang percaya mutlak pada branded.

4. Kesehatan

Kaum milenial mungkin merasa kesehatan masih sangat prima.

Namun penting disadari bahwa kesehatan itu bernilai sangat mahal.

Jaga kesehatan dengan berolahraga dan kalau ada dana lebih untuk asiransi kesehatan.

Di Indonesia kabar baiknya adalah sudah ada program BPJS.

5. Tempat tinggal

Kalau tempat kerja di kota yang sama dengan orang tua, pertimbangkan untuk tidak perlu kost atau cari hunian lain.

Meski mungkin kamu diledek “Anak Mama”, jangan dipusingkan, yang penting kan gratis.

“Bisa tinggal bersama orang tua adalah suatu berkah tersendiri. Apalagi bila dana untuk kost tersebut dialihkan untuk kebahagiaan orang tua.”

7. Sedekah

Dengan menolong orang tidak mampu yang sangat membutuhkan bantuan, percayalah alam akan membalas kebaikan anda dengan berlipat ganda.

“Cobalah caritahu keajaiban sedekah, googling dengan key word keajaiban sedekah.”

Demikian sharing pemikiran untuk kaum milenial Indonesia.

7 langkah ini mungkin menjadi tidak relevant lagi untuk kaum milenial Indonesia yang berjiwa tegar, rajin dan mempunyai visi misi yang jelas dalam target kehidupannya.

Dengan kreatifitas dan semangat entrepreneurship diharapkan kaum milenial Indonesia justru dapat membuka lapangan kerja industri kreatif.

Dan menjadi kebanggaan bangsa.

Semoga ada manfaat yang bisa diambil pelajaran.

Sumber : Sindonews.com & berbagai sumber

Haries memulai arsdesain untuk berbagi pengetahuan seputar arsitektur & desain. Selamat datang di arsdesain.com

You May Also Like