Kota Pintar

Empat Syarat Membangun Kota Pintar

Survei yang dilakukan oleh media ternama asal Amerika Serikat Business Insider menunjukkan, kota-kota seperti London, Beijing, Sydney, Doha, dan Sao Paulo saling berlomba membangun kota pintar. Maksud dari kota pintar di sini adalah, kota yang terintegrasi dengan sistem internet, sehingga dapat meminimalkan pengeluaran bahkan mendatangkan pemasukan finansial.

Meski kota-kota tersebut harus mengeluarkan investasi yang tidak sedikit, tetapi ‘imbalannya’ di kemudian hari sungguh menarik.

Ada empat sistem yang dapat digunakan untuk membangun kota pintar. Keempat sistem tersebut adalah:

  1. smart water system and meters,
  2. intelligent traffic management systems,
  3. waste management systems, dan
  4. smart electricity grids.

Business Insider mencatat, dengan teknologi smart water systems and meters, Doha, Sao Paulo, dan Beijing diprediksi dapat mengurangi kebocoran air bersih hingga 50%.

Praktiknya adalah dengan instalasi atau pemasangan sensor pada pipa sambungan air.

Sistem intelligent traffic management, menurut laporan oleh lembaga riset teknologi Machina menunjukkan, adanya peluang pendapatan sebesar USD100 miliar (Rp1.143 triliun) pada 2020 dengan perbaikan aplikasi di sistem jalan tol di Eropa pada umumnya.

Selain itu sistem ini juga bisa diterapkan untuk mengatasi kemacetan.

Sistem waste management juga merupakan formula yang baik.

Dimana Cleveland telah membuktikan efektivitas sistem ini dapat mengurangi rute pengambilan sampah sebesar 10 kali, sehingga dapat memangkas beban operasi sebesar 13%.

Di Cincinnati, volume sampah permukiman dapat berkurang 17%, sementara angka daur ulang meningkat hingga 49%.

Cincinnati juga melengkapi dengan program “bayarlah sampah yang kau buang”, yaitu pemberian penalti bagi siapa pun yang membuang sampah dengan jumlah yang melewati batas yang ditentukan.

Terakhir, sistem smart electricity grids juga diprediksi dapat menghemat USD200 miliar (Rp2.287,5 triliun) hingga USD500 miliar (Rp5.718,9 triliun) per tahun, pada 2025 mendatang.

Angka tersebut adalah hasil temuan dari McKinsey Global Institute.

Im Suryani
Penulis adalah reporter Rumah.com. Untuk berkomunikasi dengan penulis, Anda dapat mengirim email ke: imsuryani@rumah.com atau melalui Twitter: @ngingims

Menampilkan artikel yang masuk dari para pengguna arsdesain.com berupa : Info lowongan kerja, event, produk bahan bangunan dan lainnya

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.