Penyakit Merasa

Memilih Jasa Arsitek

Penyakit Merasa, perlu dihindari sekaligus dimiliki seorang Arsitek

Artikel Arsitektur yang saya sharing hari Jumat pagi  ini berkenaan dengan penyakit.

“Lho kok bahas Penyakit? Emang ada ya penyakitnya Arsitek?”

Mungkin memakai istilah penyakit akan ada yang pro dan kontra. ‘Secara’ kan lagi trend bahasan pro dan kontra di media sosial.

Penyakit Merasa. Coba deh tanya ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat ada nggak sih yang namanya penyakit Merasa?” Pastinya nggak ada 😀

Berikut arsdesain ‘petik’ dari Motivator Indonesia, Bapak Jamil Azzaini inspirator Sukses Mulia mengenai Penyakit Merasa:

“Saat ada orang merasa hebat dan besar kepala, boleh jadi karena miskin ilmu dan kurang pengalaman. Ilmunya pas-pasan tapi belagu.” Hehehehe…

Mungkin ada diantara kita kesehariannya berinteraksi dengan teman berpenyakit Merasa ini? Menyebalkan bukan? 🙂

Penyakit Merasa membuat seorang Arsitek menjadi besar kepala, memandang rendah orang lain dan parahnya lagi membuat si penderita penyakit ini mudah berpuas diri. Akibatnya menghambat kemajuan Arsitek baik dari segi skill & pengetahuan dan juga sosial.

“Tapi, Merasa itu juga harus kita miliki karena punya sisi positifnya.”

Lho kok bisa? Kan sebel banget tuh dengan orang yang punya penyakit Merasa.

Ya begitulah. Kadang kala saat kita melihat sesuatu dari sisi yang berbeda, kita akan menemukan Sisi positif dari hal yang negatif. Begitu juga sebaliknya.

Nah, kalau penyakit Merasa ditinjau dari profesi Arsitek hal negatifnya membuat si Arsitek jadi sombong, angkuh dan berpuas diri merasa sudah paling hebat. Top BGT deh pokoke 😀 itu perlu diminimalisir.

Lho kok cuma diminimalisir aja sih? Karena wajar lah ‘secara’ sudah papan atas gitu loch 😀 (guyon)

interior_design

Nah, terus dimana sisi positif dari penyakit merasa ini?

  • Merasa memiliki perusahaan Biro Arsitek/Studio design bagi seorang karyawan akan membuat ia merawat aset-aset perusahaan dengan baik. Istilah ‘kantor’nya, Ownership.
  • Merasa seperjuangan dengan Tim design akan makin membuat solidnya Tim design. Sehingga terbentuklah ‘The Winning Team’. Bukan Winning eleven lho ya 😀
  • Merasa peduli dengan masalah sosial dan kepentingan yang lebih besar lagi.
  • Merasa mampu memperbaiki, mengasah skill dan pengetahuan bagi kemashlahatan diri, keluarga, ummat, bangsa dan negara Indonesia tercinta ini.

“Sebagai Arsitek, hindarilah penyakit Merasa dan belajar memperkuat ‘Merasa’ dalam hal yang positif.”

Demikian sharing Artikel Arsitektur Jum’at pagi ini, tentunya bahasan penyakit Merasa ini bukan hanya ditujukan kepada kalangan Arsitek saja.

Selamat menunaikan Ibadah Shalat Jum’at. (Bagi yang menjalankannya) Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Salam Arsitektur

Haries memulai arsdesain untuk berbagi pengetahuan seputar arsitektur & desain. Selamat datang di arsdesain.com

You May Also Like