Peran Arsitek (II)

Peran Arsitek: series ( I – VII )

TINJAUAN PROFESI ARSITEK

  • Artikel Peran Arsitek ini saya coba sajikan dibagi menjadi beberapa bagian, agar lebih mudah fokus dengan materi yang disampaikan pada:
  • Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman, 7 (1). pp. 1-10. ISSN 1412-7768

 Pengertian Arsitek

Kata Arsitek berasal dari bahasa Yunani, Architekton yang merupakan rangkaian dua kata yaitu Archi yang berarti pemimpin atau yang pertama, dan Tekton yang berarti membangun.

Jadi Arsitek adalah pemimpin pembangunan (master builder).

Sumber : Budiharjo. E.1997, Jati Diri Arsitek Indonesia. Penerbit Alumni. Bandung.

Sedangkan menurut Keputusan Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Nomor 023/KPTS/CK/1992, yang disebut perencana / arsitek / konsultan perencana / konsultan ahli adalah perorangan atau badan hukum yang melaksanakan tugas konsultasi dalam bidang perencanaan karya bangunan atau perencanaan lingkungan beseerta kelengkapannya.

Dalam buku Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas (Ikatan Arsitek Indonesia, IAI) disebutkan bahwa Arsitek adalah:

Perorangan ataupun Badan usaha yang dengan mempergunakan keahliannya dan berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan pengawasan pembangunan, memberikan nasehat atau jasa-jasa lain yang berhubungan dengan perancangan dan pengawasan gedung, tata ruang dalam pertamanan, perancangan kota, pembagian kota dan jalan-jalan dan jembatan.

Sejarah Pendidikan Arsitektur di Indonesia

Profesi arsitek di Indonesia tergolong masih baru. Dimulai dengan berdirinya “ Technische Hoge School (THS) “ di zaman sebelum Perang Dunia Ke II yang kemudian menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada saat itu di ITB hanya ada jurusan Sipil dimana Bung Karno pernah menjadi mahasiswa di sana.

Di Technische Hoge School (THS) negeri Belanda sendiri hanya ada jurusan yang disebut Bouwkunde (Ilmu Bangunan) yang menghasilkan arsitek-arsitek tetapi lebih condong ke ilmu bangunan sipil.

Sumber : Budiharjo.E.1997, Arsitek dan Arsitektur Indonesia Menyongsong Masa Depan. Penerbit Andi. Jogjakarta.

Pendidikan arsitektur di Indonesia pada dasarnya telah dimulai sebelum dibukanya “ Bouwkundige Afdeeling “ pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1950.

Sebagai jurusan baru pada Fakultas yang menganut sistem pendidikan Belanda, maka sistem pendidikan Arsitektur pada waktu itu pada hakikatnya mengikuti sistem Belanda.

Program pendidikannya mengarah pada persiapan sarjana teknik bangunan dengan lama pendidikan 5 tahun.

Sejak tahun 1960 pendidikan Arsitektur mulai lahir di luar kampus Ganeca, baik yang dikelola oleh pemerintah ataupun swasta.

Jurusan baru tersebut selalu berorientasi pada sistem pendidikan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang sejak tahun 1959 menjadi seksi Arsitektur Bagian Arsitekrur dan Seni Rupa.

Peran arsitek lulusan pendidikan arsitektur dapat dilihat dari hasil karya mereka. Banyak karya yang dpat dikatakan berhasil, tetapi banyak pula yang dipertanyakan oleh masyarakat.

Di samping itu hanya 20 – 25 % lulusan arsitektur yang berprofesi dibidangnya sedang yang lain berkarya diluar bidang profesi arsitektur.

Macam pekerjaan yang dapat ditekuni oleh para arsitek cukup banyak, walaupun latar pendidikannya adalah teknik arsitektur.

Haries memulai arsdesain untuk berbagi pengetahuan seputar arsitektur & desain. Selamat datang di arsdesain.com

You May Also Like