Seni Membangun Portofolio yang Sukses

facebook hacked

Cara Membangun Portofolio Kuat untuk Arsitek, Desainer, dan Pekerja Seni Lainnya. Mengubah Karya Menjadi Kesempatan.

Membangun portofolio yang kuat adalah langkah penting untuk memberi kesan yang baik
kepada calon pemberi kerja, klien, maupun audiens di suatu platform.

Langkah penting

Portofolio yang baik tidak hanya mencerminkan keterampilan, tetapi juga mampu menarik perhatian dan membuktikan kemampuan dalam berbagai proyek. Bagi arsitek, desainer, atau pekerja seni lainnya, portofolio yang efektif bisa menjadi kunci sukses dalam karier mereka.

Baca juga :

Seni Membangun Portofolio

Cara Anda mempresentasikan dan menampilkan keterampilan serta pengalaman kerja Anda bisa membuat perbedaan besar.

google cloud

Mengapa Portofolio Penting?

Dalam bidang kreatif seperti arsitektur, desain, dan seni, kemampuan dan pengetahuan bukanlah satu-satunya penentu untuk mendapatkan pekerjaan atau proyek. Portofolio profesional memungkinkan Anda menunjukkan keterampilan dan pengetahuan dengan cara yang lebih terstruktur dan terorganisir, yang pada akhirnya membantu menarik perhatian klien dan pemberi kerja.

Langkah-langkah Membuat Portofolio Kuat

1. Kumpulkan Hasil Kerja yang Relevan

Langkah pertama dalam membangun portofolio yang kuat adalah mengumpulkan hasil kerja yang relevan dengan bidang yang ingin Anda tonjolkan.

Ini mungkin termasuk proyek-proyek sebelumnya, tugas-tugas kuliah,
atau pekerjaan sukarela yang pernah Anda lakukan.

Sumber data proyek

Pastikan untuk mencakup variasi karya yang mencerminkan keterampilan dan keahlian Anda secara menyeluruh.

2. Pilih Karya Terbaik

Setelah mengumpulkan berbagai hasil kerja, langkah berikutnya adalah memilih karya-karya terbaik yang akan Anda masukkan ke dalam portofolio.

Pilihlah karya yang mencerminkan kemampuan terbaik dan memiliki dampak yang kuat.

Pilih yang terbaik

Ingat bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas, sehingga pastikan setiap karya yang Anda pilih memiliki standar kualitas yang tinggi.

3. Buat Bagian “Tentang Saya” yang Menjual

Pada saat membangun portofolio, Anda bisa ‘menjual’ diri kepada rekruter di bagian “About Me”.

Ceritakan sedikit tentang diri Anda, latar belakang, dan bagaimana Anda terlibat dalam bidang tersebut.

Jangan lupa untuk menonjolkan nilai-nilai unik atau keunggulan yang
Anda miliki sebagai seorang profesional.

Nilai-nilai unik

Bagian “About Me” dalam portofolio dapat menarik perhatian rekruter dan membantunya melihat sepak terjang Anda di bidang terkait.

4. Sertakan Bukti Profesional

Bukti profesional dapat ditampilkan dalam bentuk proyek-proyek yang sudah Anda kerjakan.

Misalnya, jika Anda ingin melamar sebagai seorang arsitek, Anda bisa menyertakan desain
bangunan atau proyek-proyek apa yang sudah Anda buat sebelumnya.

Bukti profesional

Semakin nyata hasil kerja Anda, rekruter akan semakin mempertimbangkan untuk mempekerjakan Anda.

5. Dokumen Pendukung

Beberapa proyek mungkin memiliki dokumen pendukung seperti konsep awal, sketsa, atau rencana kerja.

Sertakan ini jika memungkinkan, karena dokumen pendukung dapat membantu
mengilustrasikan proses kreatif dan pemikiran di balik setiap karya.

Dokumen pendukung

Anda juga bisa menambahkan dokumen pendukung berupa sertifikat, penghargaan, atau apresiasi dari klien atau lembaga terkait yang dapat memberikan legitimasi pada portofolio.

6. Tautkan Proyek

Jika Anda memiliki proyek-proyek yang dapat diakses secara online, seperti situs web yang pernah Anda desain atau artikel yang Anda tulis, pastikan untuk memberikan tautan langsung ke proyek tersebut. Hal ini memungkinkan orang lain untuk melihat hasil kerja Anda secara langsung.

7. Referensi dari Klien

Jika Anda memiliki testimoni atau referensi dari klien maupun atasan di tempat Anda bekerja sebelumnya, masukkan ke dalam portofolio. Referensi yang positif dapat menumbuhkan kepercayaan kepada calon klien dan perekrut.

8. Sederhanakan Portofolio

Meskipun penting untuk memamerkan berbagai jenis karya, tetaplah sederhana dalam menyajikan portofolio. Terlalu banyak informasi bisa membingungkan rekruter. Pilihlah karya yang paling relevan dan berkualitas tinggi.

9. Perbarui Secara Berkala

Seiring berjalannya waktu, Anda mungkin mengalami perkembangan karier. Oleh karena itu, sering-seringlah memperbarui portofolio. Ketika mendapatkan pengalaman baru dan memiliki karya-karya terbaru, Anda perlu meng-updatenya. Ini menunjukkan bahwa Anda terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan di bidang yang Anda geluti.

Elemen Esensial dalam Portofolio Arsitektur

1. Desain Tata Letak yang Menarik

Desain tata letak adalah proses mengatur elemen visual dan tekstual di layar atau di atas kertas untuk menarik perhatian pembaca dan menyampaikan informasi dengan cara yang menarik secara visual.

Arsitektur dan firma desain semakin menekankan pentingnya desain tata letak dalam portofolio pelamar.

Desain tat letak

Tata letak yang baik menunjukkan lebih dari sekadar pemahaman tentang desain visual. Ini menunjukkan bahwa pelamar dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif, memahami prinsip-prinsip desain, dan memberikan perhatian pada detail.

2. Menceritakan Kisah Anda

Portofolio bukan hanya kumpulan karya. Portofolio harus menceritakan kisah tentang Anda, perjalanan karier dan profesional Anda, serta visi Anda tentang desain. Sorot proyek-proyek Anda, keterampilan, dan hasrat Anda, serta tujuan Anda di bidang ini.

3. Kualitas di Atas Kuantitas

Luangkan waktu untuk melihat semua pekerjaan Anda dan dengan hati-hati memilih proyek yang relevan untuk portofolio Anda. Lebih baik memiliki portofolio yang menampilkan beberapa proyek luar biasa daripada puluhan proyek jika beberapa di antaranya hanya “rata-rata”.

4. Organisasi yang Baik

Bahkan jika pekerjaan Anda sangat baik, itu tidak akan berbicara untuk dirinya sendiri kecuali Anda membuat presentasi yang layak yang akan membuatnya menonjol.

Buat portofolio Anda terorganisir berdasarkan proyek atau jenis pekerjaan, lalu presentasikan proses Anda berdasarkan langkah-langkah yang Anda ikuti (konsep awal, sketsa awal, dan produk jadi).

5. Proyek Kolaboratif

Seperti yang kita ketahui, industri ini menuntut keterlibatan banyak pemangku kepentingan, dan efisiensi Anda dalam bekerja dalam tim harus tercermin dalam portofolio Anda.

Caranya? Cukup beri nama proyek tertentu, beri kredit kepada pemangku kepentingan lain, dan jelaskan kontribusi Anda sebagai faktor berharga untuk keberhasilan proyek tersebut.

Tips Khusus untuk Desainer Grafis

1. Pilih Medium yang Tepat

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan untuk membuat portofolio adalah menentukan medium atau alat yang tepat. Misalnya, desainer grafis biasanya menggunakan platform seperti Behance atau Dribbble untuk memamerkan karya mereka.

3D warehouse

2. Rangkai Informasi Menjadi Cerita yang Menarik

Membuat portofolio yang baik bukan berarti Anda hanya perlu memasukkan semua hasil karya saja. Untuk membuat portofolio yang menarik, Anda disarankan untuk merangkai informasi penting menjadi cerita yang menarik dan berkesan.

3. Masukkan Karya Terbaik Saja

Portofolio memang ditujukan untuk ‘memamerkan’ hasil kerja atau karya-karya yang sudah Anda buat. Namun, bukan berarti Anda harus memasukkan semua hasil karya. Pilih karya terbaik yang menunjukkan kemampuan Anda.

4. Buat Portofolio yang Ringkas namun Tetap Padat

Kadang untuk membuat portofolio yang bisa menarik perhatian, Anda tidak perlu membuat portofolio yang memiliki banyak informasi. Cukup cantumkan informasi singkat yang dirangkai menjadi cerita yang menarik dan tunjukkan kemampuan terbaik Anda.

5. Masukkan Ciri Khas Karya yang Anda Miliki

Membuat karya yang memiliki ciri khas tersendiri pasti akan terlihat lebih menarik dan berbeda dari yang lain. Oleh karena itu, Anda harus menemukan dan memasukkan ciri khas yang dimiliki dalam portofolio.

KESIMPULAN

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda bisa membangun portofolio yang kuat yang menyoroti keterampilan, keahlian, dan hasrat Anda dalam bidang arsitektur, desain, atau seni.

Ingatlah bahwa portofolio Anda adalah cerminan dari kemampuan dan potensi Anda, jadi investasikan waktu dan usaha yang diperlukan untuk membuatnya benar-benar menonjol.

Daftar Pustaka

  1. Brown, T. (2009). Change by Design: How Design Thinking Transforms Organizations and Inspires Innovation. Harper Business.
  2. Lupton, E. (2014). Graphic Design: The New Basics. Princeton Architectural Press.
  3. Ching, F. D. K. (2014). Architecture: Form, Space, and Order. John Wiley & Sons.
  4. Horton, S. (2014). Smashing UX Design: Foundations for Designing Online User Experiences. Wiley.
  5. Lara, M. (2019). Portfolio Design: A Modern Approach to Building and Presenting Your Portfolio. Rizzoli.

Sumber bacaan lainnya

Haries memulai arsdesain untuk berbagi pengetahuan seputar arsitektur & desain. Selamat datang di arsdesain.com

You May Also Like

4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.