Tu Linh untuk telinga kita mungkin terdengar asing, apalagi jika dikaitkan dengan Arsitektur. Tapi tidaklah demikian bagi Arsitektur Vietnam.
Arti kata Tu Linh adalah Simbol atau Maskot. Dalam setiap kebudayaan, kita mengenal simbol-simbol yang diyakini mewakili dan mempengaruhi kehidupan dan kekuatan alam semesta.
Begitu kuatnya pengaruh simbol tersebut sampai mempengaruhi setiap sendi kehidupan suatu peradaban, termasuk Arsitektur nya.
Seperti hal nya Indonesia, Kebudayaan Vietnam mengenal simbol-simbol Maskot yang mempengaruhi Arsitektur Vietnam. Kali ini arsdesain.com coba sharing pengetahuan untuk menambah wawasan kita terhadap Arsitektur mancanegara khusus nya Arsitektur Vietnam.
Dalam kepercayaan rakyat Vietnam, Tu Linh (atau empat maskot) terdiri dari 4 binatang yang suci yaitu:
Long (Naga),
Lan (yang kepalanya separo naga, separo binatang),
Qui (kura-kura) dan
Phung (Fenghuang)
Menjadi simbol kekuasaan, pengetahuan, kekuatan abadi dan keindahan yang luhur.
Karena arti yang baik itu, maka semua binatang suci ini selalu timbul dalam proyek-proyek arsitektur, dalam kehidupan dan dianggap oleh rakyat sebagai simbol kemujuran dan kesejahteraan.
adalah maskot yang mengepalai Tu Linh dan dimitoskan, menjadi simbol kekuatan, kekuasaan, kesejahteraan dan daya hidup yang kekal abadi.
Sedangkan Naga simbol dalam banyak proyek arsitektur dan hiasan di istana, mousolium, balai desa dan pagoda.
Terbanding dengan banyak negara Asia Timur lainnya, Naga Vietnam lebih ringan dan lincah.
Naga menjadi hiasan dalam pagoda, candi dan istana selalu mendongakkan kepala, mengangakan mulut dan mengarah ke depan.
Melalui setiap periode sejarah, menurut bayangan manusia, maka Naga dikaitkan lagi ciri-ciri yang sesuai.
Juga oleh karena itu, ketika melihat Naga di situs peninggalan sejarah, barang hiasan, orang bisa mengetahui penanggalan proyek atau situs peninggalan sejarah itu dari dinasti Ly, Le atau Nguyen.
Dang Van Ban, peneliti kebudayaan memberitahukan:“Simbol Naga memanifestasikan harapan manusia yang ingin lepas dari keterkaitan. Naga bisa terbang ke langit, bersembunyi dalam awan, bisa berenang lalu bisa melata di daratan dan lain-lain. Naga menjadi simbol bagi hasrat besar manusia, memanifestasikan semua kekuatan, membantu manusia memperluas lingkungan hidup, membangun kehidupan yang semakin lebih kuat dan lebih baik”.
maskot kedua dalam Tu Linh memanifestasikan kemegahan, ketenteraman dan kemujuran.
Lan mempunyai bentuk yang aneh kepalanya separo naga dan separo binatang, kadang-kadang hanya punya satu tanduk dan karena tidak pernah menanduk siapapun, maka tanduk ini menjadi manifestasi dari hati baik, sayang pada sesama.
Dalam kesedaran orang Vietnam, Lan adalah binatang yang kuat dan setia, oleh karena itu, ia selalu ditugasi untuk menjaga kuil dan balai desa.
Dalam sejarah, orang Vietnam telah memitoskan kisah tentang dewa Kim Qui (Kura-Kura Emas) yang membantu raja An Duong Vuong mendirikan benteng Co Loa di kabupaten Dong Anh, kota Hanoi.
Di jantungnya Ibu Kota Hanoi, ada pemandangan alam Danau Hoan Kiem dengan menara kuno Kura-Kura di tengah-tengah danau.
Khususnya ialah di danau Hoan Kiem sekarang ini masih ada seekor Kura-Kura yang berusia ratusan tahun sedang hidup di sini, kadang-kadang, ia muncul di permukaan air danau sehingga membuat banyak orang berpikir tentang legenda raja Le Loi mengembalikan pedang kepada dewa Kura-Kura setelah menghancurkan kaum agresor.
Menara Kura-Kura dan kura-kura yang susi semakin membuat pemandangan danau ini menjadi lebih misterius dan penuh dengan warna-warni spiritualitas.
Maskot Kura-Kura juga selalu dilihat di balai desa, kuil dan pagoda. Di Kuil Sastra Van Mieu – Quoc tu Giam yang dianggap sebagai perguruan tinggi yang pertama di Vietnam di kota Hanoi dibangun pada tahun 1070 dengan 82 prasasti gelar doktor.
Hal yang khusus ialah semua prasasti yang mencantumkan nama doktor dalam sejarah diletakkan di punggung Kura-Kura dari batu, nampaknya sebagai manifestasi menghormati pengetahuan dan menghormati talenta.
Ketika menjelaskan gejala ini, Doktor Dang Kim Ngoc, peneliti kebudayaan mengatakan: “Dalam pemikiran dari orang Vietnam dulu, Kura-Kura merupakan perwujudan dari keteguhan dan keabadian selama-lamanya. Justru oleh karena itu, pada awal abad ke-15, pada zaman dinasti Le, dengan perkembangan Konfusianisme dan pembelajaran telah membuat prasasti-prasasti doktor ini untuk memuliakan orang-orang yang mencapai prestasi dalam belajar dan ingin menyimpan dan mendidik tradisi itu kepada generasi kemudian ”.
Jenis burung yang indah, adalah salah satu maskot yang luhur dalam Tu Linh.
Menurut pemikiran orang Vietnam, Fenghuang yang tiba menunjukkan hal-hal yang baik dan sukses.
Kalau Naga dianggap sebagai simbol dari orang berbudi dan raja maka Fenghuang merupakan simbol dari kekuasaan dan kesuksesan.
Kombinasi antara Naga dan Fenghuang menjadi imajinasi yang indah dari asmara, kemujuran dan kesejahteraan. Karena arti yang baik itu, maka simbol pasangan Naga-Fenghuang sangat dihormati.
Dewasa ini, Tu Linh masih dimasukkan kedalam proyek-proyek arsitektur, perlukisan, ukiran dan lain-lain. Dalam semua periode, Tu Linh tetap merupakan sebagian dalam kehidupan kultural orang Vietnam, memanifestasikan harapan akan Tanah Air yang damai dan sejahtera, kehidupan rakyat tenteram dan berbahagia.