Waduk Atasi Banjir, Atasi Banjir Jakarta Pemerintah Siapkan Dua Waduk
Jakarta terkenal rawan banjir. Beberapa terakhir, hujan yang mengguyur Jakarta sudah menyebabkan genangan air di banyak titik di Jakarta. Bahkandi wilayah Kampung Melayu dan jalan Gunung Sahari sudah banyak titik banjir.
“Itu baru hujan yang durasinya sebentar, apalagi hujan lebat dengan durasi waktu yang lebih lama?”
Artikel Arsitektur kali ini, arsdesain.com sharing tulisan Im Suryani mengenai rencana Pemerintah mengatasi banjir di Jakarta dengan pembangunan Waduk.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan segera memulai pembangunan waduk Ciawi dan waduk Sukamahi. Langkah tersebut diambil untuk mengendalikan dan mengurangi dampak banjir kiriman dari kawasan hulu ke Jakarta.
Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan, pembangunan akses transportasi menuju lokasi waduk akan dilakukan mulai tahun depan.
“Pelelangan kedua waduk akan segera dimulai, dan 2016 pelaksanaan jalan masuk sudah harus berjalan.”
Basuki mengungkapkan proses pembangunan waduk tersebut harus melalui beberapa tahapan di balai keamanan bendungan:
- Pertama, sertifikasi dengan mempertimbangkan Amdal (analisis dampak lingkungan),
- kedua proses pembangunan, dan selanjutnya dialiri oleh air.
Menurut Basuki pengerjaan kedua waduk tersebut merupakan salah satu prioritas utama dari pengerjaan 49 waduk dan bendungan selama periode tahun 2014 – 2019.
“Untuk sisa tahun 2014 ini (Oktober-Desember), ada enam pembangunan waduk yang sedang kami dipercepat.”
Keenam Waduk itu adalah:
- Waduk Kerto (Aceh),
- Waduk Pariang (Banten),
- Waduk Logung (Kabupaten Kudus, Jawa Tengah),
- Waduk Lola (Sulawesi Utara),
- Waduk Raktamu (NTT), dan
- Waduk Pitekso (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah).”
Setelah waduk-waduk tersebut, Kementerian juga akan meneruskan pembangunan waduk di tahun-tahun berikutnya.
“Tahun 2015 ada 11 waduk yang mulai dikerjakan, kemudian di tahun 2016 hingga 2019 minimal disetiap tahunnya ada lima waduk yang dimulai proses tender pengerjaannya.”
Memang kita harus akui bahwa pembanguna Kota-kota besar di Indonesia banyak yang menghabiskan ruang terbuka hijau bahkan menghilangkan danau, rawa-rawa yang berfungsi sebagai area resapan air.
Im Suryani
Penulis adalah reporter Rumah.com. Untuk berkomunikasi dengan penulis, Anda dapat mengirim email ke: imsuryani@rumah.com atau melalui Twitter: @ngingims