Benteng Malborough

Benteng Malborough

Pernah ke Bengkulu? Kalau pernah, pastinya sudah ‘menikmati’ megahnya Benteng Malborough.

Fort Marlborough 14

Benteng Malborough dibangun kokoh dengan:

  • luas 44.100 meter2
  • panjang 240,5 m
  • lebar 170,5 m
  • tinggi 8.5 m
  • tebal 1, 85 m.
  • Dinding-dindingnya dibangun dengan kapur, pasir dan semen merah.

Benteng ini dikelilingi parit yang dahulu tentu terisi air, namun kini kering dan ditumbuhi rerumputan hijau.

Fort Marlborough

Pada tahun 1685 pemerintahan Inggris menugaskan Jendral Ralph Ord dan William Cowley untuk memimpin ekspedisi EIC (British East India Company) berlayar ke wilayah Timur dalam upaya mencari barang-barang dagangan berupa rempah-rempah.

Namun karena ketidak tahuan arah pelayaran dan juga alasan ombak besar, akhirnya perahu mereka mendarat di pantai Tapak Paderi, kota Bengkulu (pelabuhan lama).

Sejak itulah mengawali sejarah kolonialisme Inggris di Bengkulu.

Hal ini ditandai dengan penanda tanganan traktat antara wali pemerintahan Inggris di Bengkulu dengan raja kerajaan Selebar (12 Juli 1685).

Isi traktat tersebut pada intinya mengijinkan pihak Inggris untuk mendirikan benteng dan melakukan aktivitas perdagangan langsung dengan masyarakat Bengkulu.

Kesempatan ini tentu disambut gembira oleh pihak Inggris dengan membangun sebuah benteng dipinggiran muara sungai Serut dan memberi nama “York Fort” (1685) atau benteng York.

Dalam perjalanannya kemudian benteng ini ditinggalkan dengan alasan adanya wabah penyakit malaria yang mengancam daerah tersebut.

Kini benteng York telah hancur.

Fort Marlborough 04

Ditinggalkannya benteng York oleh EIC (British East India Company), bukan berarti dihentikannya arus kegiatan mereka.

EIC justru membangun benteng yang jauh lebih besar dan lebih kokoh.

Benteng ini didirikan atas prakarsa Gubernur Yoseph Collet (1712-1716) dan diberi nama “Malborough Fort” atau Benteng Malborough.

Nama “Malborough” diambil guna menghormati salah seorang bangsawan Inggris yang juga seorang pahlawan bernama Sir John Churchil Duke of Malborough I.

Selain itu tercatat pula penguasa Inggris yang turut andil dalam membangun benteng Malborough adalah Yoseph Collet (1712-1716), Thiophillus Shyllings (1716-1717), Richard Farmer (1717-1718) dan Thomas Cook (1718).

Benteng Malborough menjadi monument sejarah perlawanan rakyat Bengkulu melawan ketidak adilan dan menuntut kebebasan dari kaum penjajah untuk sebuah kemerdekaan, selain dapat menjadi asset bagi obyek pariwisata kota Bengkulu.

Tak jauh dari sana pula kita dapati rumah kediaman Gubernur Jendral Raffles yang berpelataran luas dan berdesign colonial. Konon dalam pengasingan Ir. Soekarno ke Bengkulu oleh Belanda, beliau pernah diinterogasi di benteng ini.

Fort Marlborough 02

Konstruksi bangunan benteng Benteng Marlborough ini memang sangat kental dengan corak arsitektur Inggris Abad ke-20 yang ‘megah’ dan ‘mapan’.

Bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh ‘kura-kura’ sangat mengesankan kekuatan dan kemegahan.

Detail-detail bangunan yang European Taste menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa itu.

Dari berbagai peninggalan Benteng Marlborough yang masih terdapat di dalam bangunan benteng dapat pula diketahui bahwa pada masanya bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat berbagai kegiatan termasuk perkantoran, bahkan penjara.

Fungsi Benteng Marlborough sebagai benteng pertahanan terus berlanjut pada periode berikutnya, yaitu oleh pihak Belanda (1825-1942), Jepang (1942-1945) dan oleh tentara Republik Indonesia pada masa perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Benteng yang masih berdiri kokoh sampai sekarang ini merupakan monumen perjuangan rakyat Bengkulu dalam menuntut keadilan dan kebebasan dari penjajah.

BENTUK, FUNGSI DAN SUSUNAN BENTENG

Benteng Marlborough berbentuk kura-kura dengan arah hadap kepala ke barat daya, sedangkan pintu masuk benteng lebih mengarah ke barat, yaitu sisi mata kanan kura-kura dengan pintu masuk dan jembatan yang menghubungkan jalan masuk dengan bagian luar.

Fort Marlborough 07

Keistimewaan Benteng Marlborough terletak pada struktur bangunannya yang terdiri dari bagian-bagian yang sangat lengkap.

Benteng yang berbentuk segi empat ini memilikibastion (gedung jaga) di keempat sudutnya.

Untuk memasuki bangunan induk di dalam benteng ini, pengunjung harus melewati pintu masuk utama berbentuk lengkung sempurna yang terletak di sisi barat daya.

Namun, sebelum sampai di bangunan induk, kita harus melewati jembatan terlebih dahulu yang menghubungkan antara pintu masuk dengan bangunan induk karena benteng ini dikelilingi oleh parit yang bentuknya mengikuti bentuk bangunan benteng.

Tiap-tiap bangunan mempunyai ruangan-ruangan yang berfungsi sebagai tempat tahanan, gudang persenjataan, perlengkapan dan kantor.

Pada tiap kaki kura-kura (bastion) terdapat beberapa pucuk meriam baik berukuran besar maupun berukuran kecil dan pada bagian bawah bangunan kaki kura-kura bagian utara terdapat terowongan yang berukuran panjang 6 m dan lebar 2 m.

Fort Marlborough 10

Pada bagian belakang pintu benteng terdapat tiga buah bangunan makam, yaitu makam Thomas Parr, Charles Muray dan satu makam tak dikenal.

Selain ketiga makam tesebut terdapat pula empat buah prasasti nisan berbahasa Inggris yang ditempelkan pada dinding gerbang pintu masuk dari belakang yang bertuliskan :

George Thomas Shaw yang meninggal tanggal 25 April 1704, Richard Watts yang meninggal 17 Desember 1705 dalam usia 44 tahun, Henry Stirling yang meninggal pada bulan April 1744 dalam usia 25 tahun dan Capt. James Coney yang meninggal Februari 1737 dalam usia 36 tahun.

Pada zaman dahulu, benteng ini juga memiliki terowongan bawah tanah yang berfungsi sebagai penghubung keluar.

Di antaranya adalah terowongan bawah tanah yang menuju ke Pantai Panjang, Tapak Padri, dan Gedung Daerah (Istana Gubernur).

Tetapi karena tidak terpelihara, terowongan-terowongan tersebut akhirnya menjadi tertutup dengan sendirinya.

Oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu, terowongan-terowongan bawah tanah ini rencananya akan difungsikan seperti semula, sehingga keisitimewaan Benteng Marlborough menjadi kian lengkap.

Indonesia memiliki peninggalan bangunan Arsitektur berupa Benteng pertahanan yang bernilai sejarah tinggi. Benteng-benteng tersebut tersebar di berbagai pulau atau propinsi.

Fort Marlborough 03

Mungkin ada yang bersedia sharing pengalaman berkunjung ke Benteng bersejarah ataupun situs lainnya?

 

 

Haries memulai arsdesain untuk berbagi pengetahuan seputar arsitektur & desain. Selamat datang di arsdesain.com

You May Also Like