Freelance Designer

Freelance Designer

Semakin hari, semakin banyak Designer yang selain bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan, juga mempunyai profesi sebagai Freelance designer.

Hal tersebut tidak bisa disalahkan. Ibarat seorang dokter yang mempunyai pasien setia, begitu pula hal nya profesi Designer. Walaupun sudah terikat kerja diperusahaan, tetap saja ada ‘order’ dari Klien yang meminta jasa nya.

Maka, seperti kata bijak yang sering kita dengar: “Janganlah Menolak Rezeki.” Seorang Designer akan melaksanakan tugas nya sebagai tanggung jawab moral atas profesi keahlian yang dimilikinya.

Profesionalitas harus dijunjung tinggi. Utamakan pekerjaan sebagai karyawan di tempat kerja sebagai skala prioritas tertinggi. Kalau tidak bisa, sebaiknya sudah saat nya menjadi Profesional Freelancer sesuai keahlian Anda.

Ingat: “Jangan meludah di sumur yang air nya engkau minum.”

Jadi tidaklah mudah untuk seorang Designer yang ‘seniman’ menjalankan profesi sebagai pekerja Freelance. Sebaiknya pertimbangkan untuk secara full time menggeluti profesinya.

Apapun pilihannya, Designer harus mempunyai dan menjalankan profesinya dengan manajemen yang baik.

Sebagai seorang Freelance Designer, penerapan Manajemen adalah sangat penting untuk mencapai keberhasilan.

Designer yang dimaksud disini adalah bisa dari berbagai disiplin ilmu:

  • Arsitek
  • Interior Designer
  • Graphic Designer
  • Seniman / Pengrajin
  • Dll

Setidaknya ada Lima elemen Manajemen yang perlu dipahami seorang designer. Elemen-elemen Manajemen tersebut adalah sebagai berikut:

  1. PLANNING
  2. ORGANIZING
  3. STUFFING
  4. DIRECTING
  5. CONTROLLING

berikut kita coba uraikan satu-persatu kelima elemen tersebut:

1. PLANNING 
Dalam tahapan ini perlu adanya perencanaan yang matang pada awal sebelum project dimulai. Perencanaan meliputi:

  • Time Planning. Meliputi pembuatan timeline project berkordinasi dengan klien. Timeline dibuat secara detail mulai dari proses Cek Site, pengumpulan data kebutuhan Klien, konsep, desain, gambar kerja, sampai proses produksi. Tergantung dari permintaan klien. Yang pasti disini terlihat profesionalisme kita para desainer dalam menghargai waktu dan deadline.
  • Work Planning. Meliputi penentuan workflow yang jelas. Tahapan detail dengan sistem approval setiap tahapan dengan Klien.
  • Financial Planning/Budgeting. Sering disebut quotation yaitu penawaran harga. Mesti dihitung secara detail penggabungan antara design fee dengan ongkos/biaya lain seperti kertas, print, pembuatan 3D Image, BESTEK, mock-up, fotografi, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan desain yang dibuat. Hal ini dimaksudkan agar jangan terjadi kerugian secara finansial bagi desainer itu sendiri. Karena material dan biaya.ongkos seperti diatas itu TIDAK TERMASUK ke dalam design fee.

2. ORGANIZING
Mengatur semua elemen-elemen dalam proyek tersebut. Siapa-siapa saja yang bertanggungjawab dalam project tersebut.

3. STUFFING
Memaksimalkan segala fungsi-fungsi team yang ada. Distribusi, , 3D Image artist, Drafter. Kalau pun pada akhirnya seorang desainer itu mengerjakan semua, maka harus dihitung tenaga dan waktu yang dikeluarkan.

4. DIRECTING
Seorang desainer harus mampu mengarahkan, mengatur, dan memotivasi Tim nya dan juga diri sendiri dalam sebuah project guna tercapaikan tujuan project tersebut yang yang pada akhirnya akan menjadi sebuah solusi untuk masalah yang dihadapi.

5. CONTROLLING
Ini yang sering dilupakan. Buatlah sebuah form checklist dalam setiap project untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil. .

Selain penerapan lima elemen Manajemen tersebut, seorang Freelance Designer juga harus mempunyai Strategi Marketing dengan dimulai dari perencanaan Marketing Plan yang tepat.

 

Haries memulai arsdesain untuk berbagi pengetahuan seputar arsitektur & desain. Selamat datang di arsdesain.com

You May Also Like