Upacara Tabot

Upacara Tabot

Upacara Tabot di Bengkulu sarat makna keagamaan dan Sosial

Apakabar hari ini? Sebentar lagi Weekend 🙂

Ada rencana liburankah dengan keluarga? Kami sekeluarga rencananya akan berlibur ke kota Bogor. Kebetulan diajak Om Yunan & Tante Vera acara family gathering. Nadif & Hana pastinya antusias. Semoga menjadi liburan berkesan & manfaat.

Malam nanti tak terasa sudah masuk tahun baru 1 Muharram 1436 H.

Bicara tentang tahun baru Islam, ternyata banyak juga ya ummat Islam di Indonesia yang lupa dengan tahun barunya.

Indikasinya adalah, cukup sering saya mendengar pembicaraan yang menanyakan:
“Tanggal 25 Oktober tanggal merah ada hari apa ya?”
(Padahal yang bertanya adalah muslim)

Tapi pemira arsdesain.com 😀

Lain hal kalau Anda sedang berlibur ke Bengkulu, ataupun beberapa daerah lainnya di Indonesia khususnya tanah Jawa. Malam tahun baru Hijiyah diperingati dengan adanya perayaan-perayaan yang tentunya menarik bagi wisatawan lokal maupun Mancanegara.

arsdesain.com dalam kesempatan ini sharing artikel seputar Festival atau upacara Tabot di Bengkulu.

Upacara Tabot 01

Upacara Tabot merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu yang diadakan untuk mengenang kisah kepahlawan Hussein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, yang wafat dalam peperangan di padang Karbala, Irak. Tradisi Tabot dibawa oleh para pekerja Islam Syi‘ah dari Madras dan Bengali, India bagian selatan, yang dibawa oleh tentara Inggris untuk membangun Benteng Marlborough (1713—1719). Mereka kemudian menikah dengan penduduk setempat dan meneruskan tradisi ini hingga ke anak-cucunya.

Festival Tabot yang menjadi kalender tetap Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, akan digelar pada 25 Oktober- 5 November 2014 mendatang.

Upacara Tabot 02

“Jika tidak ada aral melintang pada 25 Oktober nanti, kita akan menggelar Festival Tabot 2014 selama 10 hari,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Edi Nevian kepada SP, di Bengkulu, Selasa (7/10).

Upacara Tabot sebenarnya tidak hanya berkembang di Bengkulu saja, namun juga sampai ke Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, Banda Aceh, Meulaboh, dan Singkil. Dalam perkembangannya, kegiatan Tabot kemudian menghilang di banyak tempat. Saat ini, hanya ada dua tempat yang melaksanakan upacara ini, yakni Bengkulu dan Pariaman, Sumatra Barat yang menyebutnya dengan Tabuik.

 

Tabot sendiri berasal dari kata Arab, Tabut yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti. Tabot dikenal sebagai peti yang berisikan kitab Taurat Bani Israil, yang dipercaya jika muncul akan mendapatkan kebaikan, namun jika hilang akan mendapatkan malapetaka. Saat ini, Tabot yang digunakan dalam Upacara Tabot di Bengkulu berupa suatu bangunan bertingkat-tingkat seperti menara masjid, dengan ukuran yang beragam dan berhiaskan lapisan kertas warna warni.

Pembuatan Tabot harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan secara bersama-sama oleh keluarga pemilik Tabot, keturunan Syekh Burhanudin (Imam Senggolo) yang merupakan pelopor diperkenalkannya Tabot di wilayah Bengkulu.

Terdapat dua kelompok besar keluarga pemilik Tabot, yakni kelompok Tabot Barkas dan Tabot Bangsal.

Disparbud Bengkulu juga akan mengundang sejumlah daerah di Tanah Air untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan bazar tersebut guna memeriahkan Festival Tabot 2014 di daerah ini.

“Kita sudah mengirim surat ke beberapa provinsi di Tanah Air untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan bazar di Festival Tabot Bengkulu tahun 2014. Biasanya cukup banyak provinsi yang ikut dalam bazar guna mempromoskan produk lokal yang dihasilkan mereka di festival tersebut,” ujarnya.

Untuk menyukseskan Festival Tabot Bengkulu 2014, Disparbud Bengkulu, telah menyiapkan sekitar 1.000 stand untuk peserta bazar dari berbagai provinsi di Tanah Air.

Lokasi bazar Festival Tabot Bengkulu, akan dilaksanakan di kawasan pecinan Bengkulu. Sebab, di kawasan ini selain lokasinya luas juga dekat dengan objek wisata alam Tapak Badri dan Benteng Malbrought.

“Jadi, masyarakat selain mengunjungi bazar juga dapat menikmati keindahan alam objek wisata Tapak Badri dan mengunjungi objek wisata sejarah Benteng Malbrought,” ujarnya.

Edi Nevian mengatakan, tujuan digelarnya Festival Tabot setiap tahun ini selain untuk melestarikan seni budaya masyarakat Bengkulu juga sekaligus sebagai ajang promosi pariwisata Bengkulu ke masyarakat luar.

Sebab, masyarakat yang datang mengunjungi Festival Tabot tidak hanya dari masyarakat dari berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu, tapi juga banyak wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air yang datang ke daerah ini untuk menyaksikan festival tersebut.

Diharapkan wisatawan luar daerah yang datang ke Bengkulu untuk menyaksikan Festival Tabot ini, dapat mempromosikan pariwisata daerah ini di daerahnya, sehingga ke depan orang luar semakin banyak datang ke Bengkulu untuk menikmati keindahan berbagai objek wisata yang ada di daerah ini, katanya.

Upacara Tabot bagi masyarakat Bengkulu merupakan nilai agama yang sakral sekaligus mengandung nilai sejarah dan sosial.

Ada banyak pesan moral dan sosial dari ritual Tabot bagi masyarakat Bengkulu. Salah satunya adalah selain manifestasi kecintaan dan mengenang kepahlawanan Imam Hussein bin Ali, juga mengingatkan manusia terhadap praktik penghalalan segala cara untuk menuju puncak kekuasaan dan simbolisasi dari sebuah keprihatinan sosial.

Disparbud Bengkulu menyatakan bahwa tingkat kunjungann wisata ke Bengkulul dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2013 lalu, jumlah kunjungan wisata ke Bengkulu mencapai 10.000 orang. Sedangkan tahun 2014 ditargetkan sebanyak 15.000 orang.

Sebagian besar wisatawan yang datang ke Bengkulu berasal berbagai daerah di Tanah Air. Sedangkan wisatawan asing datang ke Bengkulu jumlah masih relatif sedikit.

Untuk meningkatkan kunjung wisata lokal dan asing ke Bengkulu ke depan, Disparbud Bengkulu telah memprogramkan berbagai kegiatan skala nasional dan internasional di daerah ini, salah Festival Pantai dan kegiatan lainnya yang terkait dengan seni budaya daerah Bengkulu.

TAHAPAN UPACARA TABOT 

Upacara Tabot memiliki sembilan tahapan, yang semuanya dilaksanakan dari tanggal 1—10 Muharam.

Upacara Tabot 03

  • Tahap Pertama, adalah Mengambik Tanah(mengambil tanah).Tanah yang diambil pada tahapan ini haruslah berasal dari tempat keramat yang mengandung unsur-unsur magis, seperti di Keramat Tapak Padri yang terletak di dekat Benteng Marlborough dan Keramat Anggut, yang berada di pemakaman umum Pasar Tebek. Mengambik Tanah akan dilakukan pada 1 Muharam, pukul 22.00 WIB. Tanah ini nantinya akan dibungkus dengan kain kafan putih dan dibentuk seperti boneka manusia.

 

  • Tahapan kedua adalah Duduk Penja (mencuci jari-jari). Penja adalah benda yang terbuat dari kuningan, perak, atau tembaga yang berbentuk telapak tangan manusia, lengkap dengan jari-jarinya. Penja yang dianggap sebagai benda keramat yang mengandung unsur magis, harus dicuci dengan air limau setiap tahunnya. Duduk Penja dilaksanakan pada tanggal 5 Muharam pukul 16.00 WIB

 

  • Tahap ketiga adalah Meradai (mengumpulkan dana) yang dilakukan olehJola (orang yang bertugas mengambil dana untuk kegiatan kemasyarakatan, biasanya terdiri dari anak-anak berusia 10—12 tahun). Acara Meradai diadakan pada tanggal 6 Muharam, antara pukul 07.00—17.00 WIB.

 

  • Tahap keempat adalah Manjara (6—7 Muharam), merupakan acara berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji atau bertandingdal (alat musik sejenis beduk, yang terbuat dari kayu dengan lubang di tengahnya, serta ditutupi kulit lembu). Salah satu keistimewaan dari tahap Menjara ini adalah perang yang dilakukan oleh dua kelompok, yakni Tabot Bangsal dan Tabot Barkas. Namun, perang yang dilakukan dalam festival ini, bukanlah perang yang berbahaya. Karena pada acara ini, perang antara dua kelompok tersebut disimbolkan dengan pertandingan dal. Pada malam pertama Menjara, salah satu kelompok Tabot akan menghampiri kelompok lainnya. Dalam perjalanan, kelompok ini akan memukulkan dal untuk menarik massa dari setiap kampung yang dilewati, sehingga jumlahnya terus bertambah. Ketika kedua kelompok bertemu, maka dimulailah adu dal. Kedua kelompok langsung beradu menabuh dal sekuat-kuatnya. Konon, dulunya adu dal ini dilakukan hingga ada yang pecah. Usai mengadu dal, kelompok yang datang, mengunjungi gerga tua (bangunan yang menjadi simbol benteng pertahanan Hussein saat berperang). Di sini, jari-jari Tabot yang dibawa pada saat menggalang massa akan melakukan soja, atau bersambut dengan jari-jari kelompok Tabot lainnya. Hal ini menandakan ritual menjara hari pertama berakhir. Keesokannya ritual Menjara kembali dilakukan. Kali ini, kelompok yang sebelumnya dikunjungi, balas mengunjungi kelompok lainnya. Rombongan berjalan kaki ke gerga tua untuk mengambil jari-jari dan menjemput massa dari kampung-kampung yang dilewati. Sampai di tempat tujuan, perang kembali dimulai. Kedua kelompok berperang, beradu menabuh dal.

 

  • Tahap kelima adalah Arak Penja, di mana penja diletakkan di dalam Tabot dan diarak di jalan-jalan utama Kota Bengkulu.

 

  • Tahap keenam merupakan acara mengarak penja yang ditambah dengan serban(sorban) putih dan diletakkan pada Tabot kecil.

 

  • Tahap ketujuh adalah Gam (tenang/berkabung), merupakan tahapan dalam upacara Tabot yang wajib ditaati. Tahap Gam merupakan saat di mana tidak diperbolehkan mengadakan kegiatan apapun. Gam berasal dari kata ‘ghum‘ yang berarti tertutup atau terhalang, diadakan setiap tanggal 9 Muharam dari pukul 07.00—16.00 WIB. Pada waktu tersebut, semua kegiatan yang berkaitan dengan upacara Tabot tidak boleh dilakukan.

 

  • Tahap kedelapan dilakukan pada tanggal 9 Muharam juga, sekitar pukul 19.00 WIB, yang disebut dengan Arak Gendang. Tahap ini dimulai dengan pelepasan Tabot Besanding di gerga masing-masing. Usai pelepasan, tiap-tiap Tabot berarak dari gerganya masing-masing, menempuh rute yang telah ditentukan sebelumnya. Seluruh grup ini akan bertemu dan membentuk arak-arakan besar (pawai akbar). Acara ini turut diramaikan dengan kehadiran grup-grup penghibur dan masyarakat pendukung grup Tabot.

 

  • Tahap terakhir dari keseluruhan rangkaian upacara Tabot disebut denganTabot Tebuang yang diadakan pada tanggal 10 Muharam. Seluruh Tabot berkumpul dan dibariskan di Tapak Paderi pada pukul 09.00 WIB. Tak ketinggalan grup hiburan juga telah berkumpul untuk menghibur peserta upacara Tabot dan para pengunjung. Sekitar pukul 11.00 WIB, semua grup Tabot berarak menuju Padang Jati dan berakhir di kompleks pemakaman umum Karabela. Tempat ini dijadikan lokasi Tabot Tebuang, karena di sinilah tempat dimakamkannya Syekh Burhanuddin.

Demikian sharing dari berbagai sumber, semoga lain tahun ada kesempatan bisa menyaksikanupacara Tabot secara langsung di kota Bengkulu.

 

Haries memulai arsdesain untuk berbagi pengetahuan seputar arsitektur & desain. Selamat datang di arsdesain.com

You May Also Like