Ini adalah bentuk fasade bangunan yang paling minimalis yang saya temui sampai dengan saat ini. Rumah minimalis yang terbuka menawarkan efisiensi bentuk yang sesuai dengan fungsinya.
Penampakan dari luar, terkesan lebih seperti sebuah benteng pertahanan dibanding rumah tinggal.
Kepribadian, karakter pengjuni dan budaya setempat terbukti sangat menentukan bentuk hunian seseorang.
Selama tidak melanggar aturan-aturan tata kota, tidak merusak lingkungan, sah-sah saja Anda mendirikan bangunan yang unik. Berbada dari yang lain.
BACA JUGA :
Rumah Minimalis Lahan Sempit Yang Efisien
Rumah Minimalis Lahan Sempit Persegi Empat
Rumah Panggung Kekinian Penghobi Tanaman
Rumah Minimalis Lahan Sempi Memanjang
Rumah Minimalis Beton Bersilangan
Rumah Minimalis Bentuk Piramid
Rumah Minimalis yang Terbuka Dengan Alur Sirkulasi Maksimal
Bisa dikatakan hampir sebagian besar klien yang saya temui menyatakan:
“Saya mau style Modern Minimalist.”
Padahal sih, yang didesain gak minimalis banget, masih campur-campur. Bisa dibilang setengah Ekletik. Wong biasanya para klien masih minta campur atau pertahankan beberapa Furniture lama…
Karena kalau benar-benar minimalis, belum tentu cocok dengan gaya hidup kebanyakan orang di Indonesia.
Mau tau salah satu contoh desain rumah dan interior Minimalis? Simak sharing artikel ini 🙂
Tampak depan Fasade bangunan yang minimalis lebih tepatnya Rumah minimalis banget. 😀
Dari Lay out Plan bisa langsung ‘terasa’ konsep Rumah Minimalis ini. Bahkan terkesan setiap ruangan saling berhubungan dalam artian secara view benar-benar terhubung.
Bedroom~Living Room~Dining Room~Court ‘mengalir’ berhubungan. Lay out Plan menunjukkan gaya hidup si penghuni rumah yang simple~minimalist~open plan.
The Minimalist House in Itoman-shi, Okinawa, Japan, was designed by Shinichi Ogawa & Associates / Urbanist Architect. Just have a look a the floor plan and you’ll understand why it’s called the minimalist house.
Kelebihan Konsep Desain Rumah Ini
Kelebihan dari konsep desain ini adalah alur sirkulasi yang maksimal dengan pemandangan ruang yang lega. Namun nilai privasi menjadi sesuatu yang dikurangi dalam desain ini.
Semuanya kembali ke gaya hidup. Sebagaimana yang sering saya baca di social media, “Hidup itu pilihan.” 🙂
Sumber:Â archdaily.com