Sodetan Ciliwung, ditargetkan selesai akhir 2015
Beberapa hari terakhir hujan mulai mengguyur Jakarta, warga Ibu Kota bersiap-siap akan datangnya Banjir. Bagaimana cara mengatasi banjir? Silahkan simak lirik lagu legendaris berikut:
Aah….! Nya’ banjir! Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk Ruméh ané kebakaran garé-garé kompor mleduk Ané jadi gemeteran, wara-wiri keserimpet Rumah ané kebanjiran gara-gara got mampetAa~ti-ati kompor meledug Aa~ti ané jadi dag-dig-dug (heh.. jatuh duduk) Aa~yo-ayo bersihin got Jaa~ngan takut badan blépot
Coba enéng jangan ribut, jangan padé kalang kabut
Aarrrgh!!… (Kompor Meleduk karya H. Benyamin Sueb)
“Setiap ada pembersihan aliran Sungai oleh pemda DKI, dalam hitungan hari sampah akan menumpuk kembali. Banyak yang bilang pelaku pembuang sampah sembarangan sebagian besar justru warga yang tinggal didaerah aliran sungai.”
Manajer Proyek PT Wika, Ismu Sutopo, mengatakan, persoalan pembebasan lahan membuat peralatan seperti:
- pipa,
- alat bor,
- alat berat
Alat yang sengaja didatangkan dari Jepang tidak dapat dimanfaatkan. Bahkan para pekerja terpaksa menganggur karena pengerjaan belum bisa dimulai secara keseluruhan.
“Seluruh alat kami itu nganggur sudah 8 bulan lamanya. Karena seluruhnya kita siapkan saat ground breaking pertama di lokasi pembuatan Rusun Jatinegara Barat.”(3/9/2014)
Penambahan Pintu Air
Untuk penanganan banjir di Jakarta akan dilakukan penambahan satu pintu air di Manggarai. Jika semula kapasitasnya hanya 300 m³ per detik dari dua pintu air yang ada, akan menjadi 507 m³ per detik.
Di samping itu, penambahan pintu air juga dilakukan di pintu air Karet. Semula hanya empat daun pintu dengan kapasitas 500 m³ per detik, kini dijadikan lima pintu air dengan kapasitas 724 m³ per detik.
Diharapkan ruang pintu itu cukup besar untuk mengalirkan air lebih cepat ke arah laut.
Mungkin tidak cukup hanya mengandalkan Sodetan Ciliwung untuk mengatasi Banjir.
Semoga Sodetan Ciliwing cepat rampung dan masalah banjir di Jakarta dapat teratasi.