Mengapa jika anda adalah pemilik rumah, Arsitek ataupun Kontraktor bahkan pengembang, harus tahu informasi ini? Apasih perlunya mengetahui tradisi kepercayaan dalam membangun rumah pada era digital sekarang ini.
BACA JUGA :
Rumah Kontainer Tahan Gempa Solusi Perumahan di Indonesia
Hotel berbahan dasar tiga buah Container
Fahami Hal Mendasar Ini Jika Mau Banyak Pelanggan Setia.
Ide-ide desain rumah minimalis
Kumpulan foto-foto Arsitektur peninggalan masa kolonial di Indonesia
Mitos Bangun Rumah Apa Perlunya Diketahui?
Tidak akan cukup waktu dan tenaga jika kita ulas tradisi membangun setiap daerah di Indonesia.
Indonesia adalah syurganya kesenian. Keberagaman budaya membuat Indonesia mempunyai beribu tradisi. Salah satunya tradisi membangun rumah.
“Tak semua negara di belahan bumi ini memiliki ribuan kebudayaan yang amat beragam dengan nilai seni yang kuat seperti Indonesia.”
Pada kesempatan ini arsdesain.com sharing tradisi menaruh sajen pada tahap pembuatan atap rumah. Entah itu namanya sajen, atau tanda, saya belum cari tau lebih pastinya. Yang jelas, masih banyak kita temui hal yang seperti ini di tanah Jawa, saat pembangunan rumah mencapai tahap pembuatan atap.
Perlambang dalam tradisi kepercayaan membangun rumah
Dari info yang saya dapat, isi dari sajen yang digantung di rangka atap, adalah perlambang sebagai berikut:
1. BERAS DIDALAM PANCI
Beras perlambang manusia dan panci perlambang rumah. Ajarannya: “ rogo rindi ae iu balek reng wadahe “.
2. BUMBU DAPUR
Bumbu ini di bungkus dan di taruh dengan beras. Bumbu dapur sebagai pasangan dari Beras. Diibaratkan ketuanya beras bumbu sebagai wakilnya.
3. TEBU SEJODO
Tebu itu sejodo karena juga melambangkan perjodohan dimana mengharapkan
keharmonisan dalam berumah tangga dan merasakan kemanisan dalam keluarga.
4. PISANG SEJODO
Pisang ini memiliki arti seseorang itu saling membutuhkan, dalam hal apa apa dalam keluarga harus saling membantu, karena sesuatu yang dilakukan sendiri hasilnya tidak bisa memuaskan.
5. PADI SATU IKAT
Padi ini memiliki arti Pancer atau menjadi bahan konsumsi orang yang supaya ada selalu ada didalam rumah.
6. KELAPA DUA BUAH
Memiliki arti semoga orang yang menempati rumah tersebut selmat (tentrem).
Dan menjadikan kehidupan yang baik bagi orang, seperti kata orang jawa “ biso dadekke legane wong urep “
7. KUPAT & LEPET
kupat lepet ini yaitu wahanane : jodoh yang saling membutuhkan. lelaki butuh wanita dan wanita membutuhkan laki – laki dalam rumah tersebut.
8. TIKAR DAUN PANDAN, BANTAL, GULING
Perlambang akan adanya orang yang bertempat tinggal dan menetap disitu
9. BENDERA MERAH PUTIH
Perlambang Indonesia. Ada catatan sejarah mengenai dikibarkannya bendera merah putih saat pembangunan rumah di tanah Jawa, hal itu adalah salah satu bentuk pejuangan dalam bentuk Syiar. Disaat banyaknya bendera penjajah berkibar, disiasati pejuang Indonesia mengibarkan bendera di atap rumah (tradisi membangun rumah).
Tradisi kepercayaan berdasarkan waktu baik
BULAN BAIK UNTUK MEMBANGUN RUMAH
1. Bulan Sura : tidak baik
2. Bulan Sapar : tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabiul awal) : tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabiul akhir) : baik
5. Bulan Jumadilawal : tidak baik
6. Bulan Jumadilakir : kurang baik
7. Bulan Rejeb : tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) : baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) : tidak baik
10. Bulan Sawal : sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah : cukup baik
12. Besar : sangat baik
Mengapa dibutuhkan pengetahuan tradisi kepercayaan ini?
Mungkin ada yang langsung berpendapat:
“Lho… buat apa tahu adat seperti ini? Toh aku tidak menganut kepercayaan seperti itu?”
Maksud & tujuan artikel ini dibuat adalah informasi, bukanlah bersifat ajakan untuk melaksanakan ajaran leluhur tanah Jawa. Coba kita telaah sejenak manfaat jika kita mengetahui tradisi-tradisi membangun rumah di seluruh Indonesia, bukan hanya yang ada di tanah Jawa:
- Siapa yang membangun rumah? Tentu bukan kita. Para pekerja mungkin ada yang memegang teguh kepercayaannya.
- Bisa jadi pemilik rumah juga percaya penuh dengan tradisi di daerah tempatnya tinggal.
- Buat para pengembang di satu kawasan dengan target market tertentu dengan kepercayaan yang dimiliki, tentunya berpengaruh pada penjualan.
Kalau bicara sedikit melebar, fakta dilapangan kita seringkali menemui hal berikut:
- Pekerja tidak mau mulai bekerja pada hari Selasa (Jawa).
- Hitungan jumlah anak tangga menurut berbagai kepercayaan.
- Arah hadap tangga (fengshui)
- Arah hadap & jumlah serta ukuran elements arsitektur terhadap lingkungan luar dan juga lingkungan dalam.
Apalagi sebagai pengembang, jika salah membuat jumlah arah hadap tangga dan ukuran elements arsitektur, penjualan akan tersendat bahkan sulit laku. Hal ini dikarenakan jika mayoritas pembeli mempercayai tradisi tersebut. Misalkan kita membangun sebuah komplek Ruko.
Begitulah keilmuan arsitektur dalam prakteknya akan berkembang dengan keilmuan sosial budaya dan keilmuan lainnya.
Mungkin ada yang ingin koreksi, menambahkan atau informasi lainnya untuk bersama kita ambil manfaat bersama.
Sumber : Berbagai sumber